Rabu, 15 Februari 2017

LG V20, Android 7.0 "Nougat" Pertama Dipastikan Masuk Indonesia

Perusahaan elektronik LG memastikan smartphone premium pertama mereka dengan Android 7.0 Nougat, yakni seri LG V20 bakal dijual di Indonesia.



Namun, LG belum memberikan detail secara rinci, kapan Android LG V20 tersebut bakal mulai dipasarkan di Indonesia. Bisa jadi, V20 menjadi Android 7.0 Nougat pertama yang bisa dibeli di Tanah Air.

Yang pasti, LG V20 saat ini sudah terdaftar di situs Ditjen Postel Kemenkominfo. Smartphone dengan kode produksi H990 ds itu saat ini sedang menjalani tahap awal pengujian.

"Kami sedang mempersiapkan segala sesuatunya bagi kehadiran LG V20 di Indonesia,” ujar Hee Gyun Jang, Head of LG Mobile Communications Indonesia dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Jumat (21/10/2016).

Untuk diketahui, LG V20 adalah smartphone Android pertama di luar lini Google Nexus yang menggunakan OS Android terbaru, 7.0 Nougat. Ponsel ini pertama kali dirilis global pada September lalu.

Baca: Resmi, LG V20 Jadi Smartphone Android Nougat Pertama

Sebagai suksesor LG V10 yang sempat menarik perhatian melalui kehadiran layar sekunder dan teknologi DAC (Digital-to-Analog Converter) HiFi 32-bit untuk pertama kali dalam sebuah smartphone, LG V20 dikembangkan dengan spesifikasi dan fitur pendukung lebih canggih, yakni teknologi Quad DAC.

Teknologi ini menawarkan kemampuan empat langkah pemrosesan file audio untuk menghasilkan tingkat distorsi yang minimum, serta diklaim mengurangi kebisingan suara lingkungan sekitar hingga 50 persen.

Kamera belakang LG V20 dapat melakukan pengambilan gambar sudut lebar mencakup bentang 135 derajat, seperti yang ditemukan pada LG G5SE.

Sementara kamera depan LG V20 memiliki kemampuan menangkap gambar dalam sudut hingga 120 derajat.

Menurut Hee Gyun Jang, LG V20 bakal hadir di Indonesia pada akhir tahun 2016.

Jumat, 10 Februari 2017

Pesan Michael Dell ke Perusahaan Konvensional, Digital atau Mati

Michael Dell, Chairman dan CEO Dell Technologies, mengatakan, transformasi perusahaan konvensional menuju bisnis digital merupakan tantangan banyak perusahaan di dunia.



Dell mengakui tak mudah untuk bertransformasi. Bahkan, ada fenomena berupa kecemasan para eksekutif perusahaan di berbagai belahan dunia terkait transformasi digital ini.

Perusahaan yang tadinya berada di zona nyaman perusahaan konvensional kini harus memilih, apakah memulai bertransformasi sekarang ataukah menunggu terlibas.

Riset yang dibuat Dell Technologies 2016 menyatakan bahwa bagi kebanyakan perusahaan konvensional, transformasi menuju digital bisa menjadi bencana. Riset Indeks Transformasi Dell Technologies didasarkan pada pendapat 4.000 eksekutif di seluruh dunia.

"Riset ini memotret bagaimana para eksekutif itu menyiapkan diri mereka untuk masa depan digital," kata Michael Dell, di ajang Dell EMC World 2016 di Austin, Texas, Amerika Serikat, Kamis (20/10/2016), yang turut dihadiri wartawan Kompas.com Amir Sodikin.

Hasilnya, 45 persen dari mereka takut akan tergerus industri digital dalam 3-5 tahun ke depan. Sebanyak 48 persen para eksekutif tak mempunyai pandangan akan seperti apa bisnis mereka dalam tiga tahun ke depan.

Fakta lainnya yang makin menjelaskan kecemasan digital yang selama ini terjadi, ternyata 78 persen dari para pebisnis itu menganggap perusahaan rintisan digital (digital start up) adalah ancaman.

"Perusahaan digital start up dianggap ancaman baik untuk sekarang maupun masa mendatang," kata Michael Dell.

Fenomena yang dipetakan oleh Dell Technologies ini merupakan kecemasan digital yang sudah lama menyelimuti banyak perusahaan.

Kecemasan ini melanda para eksekutif, terutama dari generasi Baby Boomers, yaitu generasi yang lahir dalam rentang 1946 hingga 1964, dan juga generasi X yang lahir pada rentang pertengahan 1960 hingga awal 1980.

"Mereka ini tahu masa depan telah datang sangat cepat dan masa depan tak peduli apakah kalian siap atau tidak," kata Dell. Michael Dell yang lahir tahun 1965 adalah generasi X awal yang sempat menjadi CEO termuda pada usia 19 tahun dalam jajaran perusahaan Fortune 500.

Dell Technologies

Michael Dell mengingatkan, walaupun perjalanan menuju transformasi digital tak mudah, tetapi kita harus melakukan sesuatu. "Karena itulah salah satu tujuan kami mendirikan perusahaan ini," kata Dell.



KOMPAS.COM/AMIR SODIKIN
Michael Dell saat menyampaikan paparannya di ajang Dell EMC World 2016 di Austin, Texas, Amerika Serikat, Rabu (20/10/2016).
Perkataan Michael Dell merujuk pada akuisisi Dell terhadap perusahaan EMC yang baru diselesaikan pada September 2016. EMC dikenal sebagai perusahaan bidang cloud computing, data storage, keamanan TI, dan big data. Sementara Dell sebelumnya telah dikenal sebagai perusahaan pemasok komputer personal (PC) dan infrastruktur data center.

Menurut Michael Dell, penggabungan Dell dengan EMC yang kini menjadi Dell Technologies bertujuan untuk menyiapkan transformasi digital.

"Dell Technologies beranggotakan banyak entitas, seperti Dell, Dell EMC, Pivotal, RSA, SecureWorks, Virtustream, dan VMware. Struktur unik ini membuat kami menjadi gesit dan inovatif seperti start up," kata Dell.

Dell mengklaim telah menjadi nomor satu di dunia dalam hal penyediaan server, ruang penyimpanan, virtualisasi, keamanan, cloud software, dan cloud infrastructure, data center software, serta sistem infrastruktur data center terkonvergensi maupun hiperkonvergensi.

Dell Technologis mengklaim telah memiliki 20.000 paten dan aplikasi paten tertunda, dan dengan pengeluaran tahunan riset dan pengembangan mencapai 4,5 miliar dollar AS.

"Pengeluaran ini dua kali lipat dibandingkan dengan anggaran tahun depan dari kompetitor kami," Dell.

Dell EMC juga mengembangkan solusi enginer untuk bidang hybrid cloud, big data, analytics, dan keamanan.

"Ini akan memodernkan data center dengan menyediakan konvergensi dan hiperkonvergensi infrastruktur mulai dari sensor, gateway, PC, virtual PC, dan semua hal terkait data center," kata Michael Dell.

Minggu, 05 Februari 2017

Game Balap "Asphalt" Merambah Arena Off-road

Game balap Asphalt di platform mobile selama ini identik dengan aneka macam supercar yang ngebut di jalanan-jalanan beraspal sesuai namanya.



Pakem tersebut hendak diubah di game Asphalt berikutnya oleh sang developer, Gameloft, dengan menghadirkan balapan bertema offroad.

Dirangkum KompasTekno dari PhoneArena, Jumat (21/10/2016), dalam game balap offroad baru berjudul Asphalt Xtreme tersebut, pemain bakal bisa mengendarai 35 mobil dari berbagai jenis.

Tak cuma mobil reli yang umum ditemukan di arena balap non-aspal, ada juga kendaraan jenis lain seperti buggy dan SUV.

Arena balap yang disajikan meliputi daerah-daerah terkenal seperti Gurun Gobi, Thailand, Mesir, dan Svalbard.

Gameloft berencana merilis Asphalt di tiga platform mobile sekaligus, yakni Android, iOS, dan Windows. Namun, jadwal kedatangan game ini masih belum diungkapkan.

Gameplay alias cara bermainnya pun belum diketahui pasti. Gameloft agaknya bakal menerapkan sistem in-app purchase seperti sebelumya.